Berawal dari sebuah tragedi
Dimana para manusia berjalan berirama untuk menyakiti
Menyakiti lemahku yang kosong akan cinta
Manusia-manusia itu mengisinya dengan kebahagiaan sesaat
Bukan untuk membahagiakanku
Tapi untuk mengejekku dan membahagiakan mereka
Keterpurukan membakar bara amarahku
Dan aku hanya diam dengan penghinaan itu
Aku bangkit lagi dengan 1 keyakinan yang mampu membuat semesta alasan untuk sembuhku
Dan ditengah-tengah kesembuhanku dari patah hati
Tanpa sengaja aku melihat 1 titik yang penuh dengan bingar tawa
Disanalah aku bertemu dia
Ia angkuh dengan sarkasme yang ku acuhkan
Ia diam dengan sinisme yang ku abaikan
Saat itu, aku tak peduli dia
Dan aku tidak benci dia. Biasa saja.
Ia tak memberi pengaruh apapun pada hidupku
Karena memang saat itu,ia tak berarti untukku
Dalam hiruk pikuk jelaga malam
Aku bertemu dia lagi
Ada cair yang beku
Saat menemukan 1 alasan bahwa kami adalah sama
Buah itu,
Dan makhluk itu
Buah yang tajam di permukaannya
Dan makhluk yang tajam dengan seringainya
Tajam itu melembutkan jiwa kami
Mencairkan kebekuan yang lama memagari tiap sapaanku untuknya
Perlahan, binar tawanya mulai kujamah
Aku terkesima.. Menyadari bahwa ternyata aku dapat membuatnya tertawa
Dan tawa itulah yang membuka jalan lapang menuju hati
Tiada hari tanpa tawa
Karena kami adalah sama
Namun prahara itu datang...
Di hari bergantinya umurku, hatiku dimiliki oleh seseorang
Namun tidak dengan jiwaku
Aku berjalan dengan hati itu, namun jiwaku tetap tertuju padanya
Ia menghilang dari arah pandangku
Aku terluka saat ia pergi
Jiwanya kembali dengan sebongkah rindu yang ia beri
18 Februari 2010,
Aku melepas hati itu untuk mengabdikan jiwaku padanya
Aku menerjang badai dan jurang terjal tanpa peduli
Untuk menemukan jiwanya kembali, untuk melengkapi bagian hidupnya
Dan pada akhirnya, aku menyadari bahwa kami bukanlah sama
Tetapi, kami adalah perbedaan yang sama
Ya, kami adalah perbedaan yang sama
Ia skate, aku sketch
Ia papan skate, aku papan sketch
Ia boardslide, aku board and slide
Ia melaju, aku menggambar
Ia melompat, aku mewarna
Perbedaan kami melengkapi satu sama lain
Laksana langit dan samudera yang berbeda bentuk
Tapi sama-sama berwarna biru
Kadang langit dapat menyerupai samudera
Kadang samudera dapat menyerupai langit
Itulah tendensi untuk peleburan yang kami saputkan
Senantiasa terjaga di malam hari
Merangkai untaian lentera hati untuk menerangi jiwa kami
Dengan cerah nocturnalku dan gelap insomnianya,
Kami menciptakan pagi ditengah pekat malam
Aku bersedia belajar mencintai keseluruhan dirinya,
Aku bersedia menorehkan warna terang dalam hatinya,
Aku bersedia mengisi rentan jiwa sepinya dengan lembut helaiku,
Karena AKU adalah DIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar