Kurasa samar hembusan yang sama dari masa lalu..
Menggapaiku dengan lembut, tanpa ku sadari paksaannya..
Nyaris dengan kekasaran, aku terhenyak..
Merasakan ternyata aku masih dapat berairmata..
Dia datang bukan dengan inginku,
Angin hangat yang menentramkan sanubari lemah yang pernah terguncang..
Angin itu datang dengan sosok yang berbeda,
Meluluhlantakkan semua perjuangan yang telah ku tata dengan jeda yang panjang..
Bagus, sekarang semua itu kembali menghantamku..
Bukan aku tak suka..
Dan bukan berarti aku menikmati..
Tolonglah, angin.. Katakan apa maumu..
Akan aku lakukan keinginanmu tanpa ku harus menyakiti jika kau memang mencinta..
Namun jangan datang lagi jika kau hanya ingin bermain-main dengan angkuhku yang telah ku bangun terhadapmu..
Tembok yang kokoh runtuh seketika dengan kelembutan helaimu..
Tarian yang gemulai menyapa tiap tatakannya setiap kau hadir..
Angin yang hangat, mengapa kau datang dengan sosok yang berbeda?
Dan mengapa kau datang dengan benang yang lebih rumit?
Mengapa tak datang dengan sosok yang sama, sehingga aku tinggal meluruskan benang itu atau memotongnya sekalian..
Itu akan menjadi lebih mudah untukku, daripada berputar-putar seperti ini..
Arungilah ruangmu sendiri..
Jangan masukki ruanganku yang sudah tenang tanpa hembusan hangatmu..
Mungkin memang kalian tak sama, namun rasa yang kalian bawa adalah kesetaraan yang seimbang..
Untuk kali ini, aku tak akan mengusirmu dari hidupku..
Aku akan membiarkanmu tetap berhembus disekitarku tanpa aku harus menikmati setiap jengkal kelembutan belaimu..
Tanpa sadar, kau telah menjadi jurik untukku..
Membuatku menutup diri terhadap segala sesuatu yang indah dan menyenangkan..
Ya, itu yang telah kau lakukan kepadaku di bawah sadarmu..
Belum puaskah dirimu..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar